Persediaan merupakan bagian dari aktiva lancar perusahaan yang secara teoritis dianggap tidak paling likuid, sehingga sering di abaikan dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Padahal setidak-tidaknya ada dua alasan mengapa pengendalian persediaan begitu penting, yaitu:
1. Persediaan mungkin mengikat dana dalam jumlah besar, sesuai dengan kapasitas produksi perusahaan
2. Persediaan merupakan jaminan langsung atas kelanjutan kegiatan perusahaan
Jika usaha yang anda jalankan merupakan usaha pengolahan, maka anda akan mengenal berbagai kelompok persediaan menurut tahapannya dalam proses produksi, antara lain:
1. Persediaan bahan baku
2. Persediaan barang dalam proses
3. Persediaan barang jadi
Sedangkan pengadaan bahan baku sendiri terdiri atas :
1. Bahan baku untuk proses produksi
2. Bahan baku setengah jadi
3. Bahan pembantu untuk proses produksi
4. Bahan pengemas produk
Adapun aspek-aspek dalam pengadaan bahan baku yaitu:
1. Sumber air dan listrik
2. Sumber tenaga kerja dan bahan baku
3. Jalan dan transportasi
Sedangkan bila usaha yang anda jalankan adalah usaha dagang (grosir maupun eceran) maka anda hanya akan mengenal satu macam persediaan yaitu persediaan barang dagangan yang diperjualbelikan
Kebijakan persediaan mendatangkan dua manfaat bagi perusahaan :
1. Perusahaan akan terhindar dari kemungkinan kekurangan (bahan baku atau barang dagangan maupun barang jadi) karena terlalu kecilnya persediaan. Kekurangan bahan baku akan memaksa perusahaan mencari bahan baku pengganti yang mungkin lebih mahal jika tidak ingin standar pelayanannya menurun
2. Menghindarkan perusahaan dari beban yang berlebihan akibat terlalu besarnya persediaan. Persediaan yang terlalu besar mengakibatkan biaya persediaan akan besar pula, baik berupa biaya penyimpanan, biaya pemeliharaan, risiko maupun opportunity cost. Opportunity cost adalah dana yang gagal diterima perusahaan karena dan itu tertananm dalam bentuk persediaan. Semakin besar jumlah dan semakin lama dana itu tertanam semakin besar pula dana opportunity cost
Persediaan yang kurang sama tidak baiknya dengan persediaan yang berlebihan, sebab kondisi keduanya mengakibatkan timbulnya beban. Bila persediaan kurang maka perusahaan tidak bisa memenuhi semua permintaan sehingga pelanggan akan kecewa dan akan beralih ke perusahaan lain, sebaliknya jika persediaan berlebih maka ada beberapa beban yang harus di tanggung yaitu:
1. Biaya penyimpanan gudang
Semakin banyak barang yang disimpan maka akan semakin besar biaya penyimpanan
2. Risiko kerusakan barang
Semakin lama barang disimpan digudang maka risiko kerusakan barang semakin tinggi
3. Risiko kerusakan barang
Barang-barang yang disimpan lama akan out of date atau ketinggalan zaman
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan pengelolaan persediaan adalah kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan baku atau penolong) yang tepat dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan
Selain pengendalian bahan, hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian fasilitas. Untuk dapat melaksanakan kegiatan produksi dan kegiatan usaha dengan usaha dengan baik maka diperlukan ketrampilan dalam memelihara alat-alat atau perlengkapan. Hal ini dikenal dengan istilah pengendaliaan pemeliharaan yang erat kaitannya dengan masalah pengendalian proses produksi. Pengendalian fasilitas dapat diartikan sebagai pengawasan yang sekaligus dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan. Cara kerja demikian salah satunya ditunjukkan dengan cara melakukan pemeliharaan alat dan perlengkapan mulai dari awal (preventif) sebelum proses berjalan, sampai saat proses telah berakhir. Pengendalian pemeliharaan alat-alat dan perlengkapan produksi dan usaha secara teratur dan baik akan menunjang dan menjamin kelancaran proses produksi
Agar kontinuitas proses produksi tetap terjaga, antara lain dilakuka dengan cara berikut:
1. Mengatur tata letak alat-alat dan fasilitas produksi sesuai dengan tata urutannya
2. Mengatur tata ruang perusahaan sedemikian rupa agar proses produksi dan kegiatan lainnya dapat berjalan efektif dan efisien
3. Pemeliharaan harus bersifat preventif dan dilakukan secara berkala dengan teliti dan cermat sehingga alat-alat dan fasilitas selalu siap untuk digunakan
4. Selalu menyediakan suku cadang dari alat-alat dan fasilitas yang digunakan seandainya terjadi kerusakan
5. Menyediakan alat pengaman alat-alat dan fasilitas serta alat pengaman bagi operatornya
6. Menyiapkan tenaga yang dapat mengoperasikan alat-alat dan fasilitas tersebut beserta cara perawatannya dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan ketrampilan penggunaan alat
Di setiap perusahaan selalu ada rencana investasi, salah satu wujud rencana investasi tersebut adalah dalam bentuk penggantian alat dan fasilitas produksi. Dalam hal ini harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu :
1. Umur ekonomis alat atau fasilitas tersebut
2. Nilai residu atau sisa alat yang akan diganti dan nilai beli penggantinya
3. Ketersediaan dana untuk membeli bau tersebut
Harus dipahami bahwa walaupun suatu alat hampir habis atau telah habis umur ekonomisnya, bukan berarti alat tersebut sudah sama sekali tidak dipakai. Oleh karena itu selagi alat tersebut masih layak dipakai dan dana penggantinya belum tersedia maka alat tersebut masih terus digunakan meskipun sering kali mengalami kerusakan dan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar. Disinilah manager produksi harus memperhtungkan keuntungan dan kerugian dari kemungkinan penggantian alat tersebut
comment 2 comments
more_vertkurang materinya
15 September 2016 at 10:56kurang materinya
15 September 2016 at 10:56