MASIGNCLEAN101

Pengambilan Keputusan Dalam Kewirausahaan

Pengertian pengambilan keputusan Keputusan adalah suatu pilihan yang diambil di antara satu atau lebih pilihan yang tersedia. Secara garis besar, keputusan digolongkan menjadi 2 cara, yaitu keputusan rutin dan keputusan insidential.

1.       Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya berulang-ulang dan terus-menerus ada (rutin), contohnya APBN dan pembayaran gaji.

2.       Keputusan insidential (tidak rutin) adalah keputusan yang sifatnya sekali-kali, diambil pada saat khusus/tertentu dan tidak bersifat rutin. Contohnya, seorang wirausaha ingin membuka cabang di luar kota.

Dalam mengambil keputusan, baik yang rutin maupun insidential, ada metode yang bisa digunakan wirausahawan, yaitu :

1.    Metode tradisional adalah pengambilan keputusan yang didasarkan pada intuisi (perasaan) dan kebiasaan.

2.   Metode modern adalah pengambilan keputusan yang didasarkan pada perhitungan matematis dengan statistik dan penggunaan instrumen modern seperti komputer, dengan pengetahuan bisnis modern.

Banyak keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi perusahaan, diantaranya :

a.       Bagaimana membuat suatu produk

b.      Bagaimana memelihara mesin

c.       Bagaimana menjamin kualitas produk

d.      Bagaimana membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan pelanggan.

Setiap organisasi memiliki tingkatan pengambilan keputusan. Tingkatan manajemen dalam pengambilan keputusan menunjuk pada manajemen tingkat atas, manajemen tingkat menengah dan manajemen tingkat bawah.

Walaupun seorang wirausaha memiliki tanggung jawab, tidak berarti dalam pengambilan keputusan wirausahawan tidak membutuhkan orang lain. Seorang wirausaha bisa meminta nasihat, saran dan masukan untuk pengambilan keputusan agar lebih baik. Agar dalam pengambilan keputusan dalam organisasi bisa diterima oleh semua pihak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

a.       Konsensus , persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang teribat di dalamnya.

b.      Kompromi, menggabungkan beberapa alternatif keputusan sehingga didapat keputusan yang terbaik dan disetujui oleh semua pihak.

c.       Konsolidasi, melakukan penguatan dan pematangan terhadap keputusan yang dianggap paling baik dan diterima seluruh pihak.

d.      Mediasi, menyelesaikan perbedaan dengan mengundang pihak ketiga sebagai penengah.

e.      Atbitrasi, menyelesaikan perbedaan dengan pihak ketiga yang lebih tinggi dalam hal bisa oleh pengadilan.

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan wirausahawan didefinisikan sebagai langkah yang diambil pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a.       Mengidentifikasi masalah, yaitu dengan mengenali terlebih dulu apa masalahnya.

b.      Mencari alternatif pemecahan, yaitu dengan memerhatikan masalah efisiensi dan efektivitas dan mencari alternatif sebanyak-banyaknya, kemudian susun menurut keinginan.

c.       Memilih alternatif, yaitu dengan mengambil satu diantara alternatif yang memberikan cara yang paling efektif dan efisien.

Untuk menentukan keputusan, ada tiga langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pemilihan keputusan, yaitu:

1)      Memperhitungkan secermat mungkin dampak dari setiap pilihan alternatif.

2)      Memperhitungkan seberapa besar kemungkinan dampak yang terjadi.

3)      Menjadikan tujuan sebagai pedoman.

d.      Pelaksanaan alternatif, saatnya untuk melaksanakan ke dalam bentuk tindakan dan sesuai dengan perencanaan.

e.      Evaluasi, proses pelaksanaan harus diamati dan diawasi agar sesuai dengan apa yang diharapkan.

Setiap keputusan yang dihasilkan oleh perusahaan/organisasi memiliki sifat dan arah yang berbeda, bergantung dari kemampuan mengelola usaha tersebut. Sifat dan sumber arahan keputusan yang dihasilkan oleh wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Keputusan yang bersifat Bottom Up, artinya keputusan yang bersumber dari bawah menuju ke atas. Misalnya, seorang karyawan dapat memberikan gagasan untuk kemajuan usaha terhadap manajemen. Kelebihannya, setiap karyawan dimotivasi untuk memiliki gagasan bagi kemajuan usahanya. Perasaan memiliki perusahaan semakin bertambah karena dilibatkan dalam pengambilan keputusan, dengan demikian, perusahaan memiliki sumber ide yang sangat banyak. Kekurangannya, teralu banyak gagasan dapat memunculkan konflik karena setiap orang ingin gagasannya diterima, semakin banyak alternatif, semakin sulit dalam menentukan keputusan yang baik.

2. Keputusan yang bersifat Top Down, artinya keputusan yang bersumber dari manajemen tingkat atas ke bawahan. Kelebihannya, perintah terjamin dari satu sumber, keputusan lebih terarah dan fokus karena bersumber dari satu arah. Kelemahannya, pemimpin bisa menjadi diktator karena setiap orang terbatas dalam mengeluarkan gagasannya.

Share This :
Ari Kristianto