MASIGNCLEAN101

Menyampaikan Rangkuman Dan Simpulan Laporan

10.-ind.k.vi_.1.17-penyusunan_rangkuman-19721_200x200Laporan dapat disampaikan secara lengkap, rinci sehingga penyampaiannya berpanjang lebar. Akan tetapi laporan dapat pula disampaikan secara garis besar berupa hal-hal pokoknya saja. Cara ini berlaku baik pada pelaporan tertulis maupun pada pelaporan lisan

Menyampaikan rangkuman sebuah laporan secara lisan pada hakikatnya sama dengan membuat rangkuman atau simpulan laporan secara tertulis. Dari laporan lengkap itu kita menyeleksi bagian-bagian pokoknya. Bagian pokok itu selanjutnya kita susun kembali secara berutan menjadi rumusan sebuah rangkuman

Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan

Tidak jarang rangkuman disertai simpulan. Rangkuman hanya menyajikan apa adanya dalam bentuk ringkas, sedangkan simpulan memuat unsur penilaian atau interpretasi dari si penyimpul

Ciri-ciri Rangkuman

1. Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.

2. Kerangka dasr masih tampak jelas

3. Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas Tujuannya untuk memangkas gagasan

Adapun beberapa manfaat dari suatu rangkuman, antara lain sebagai berikut

1. Menemukan secara cepat informasi yang dibutuhkan.

2. Menemukan bagian-bagian penting isi buku.

3. Dapat menggambarkan keadaan mengenai isi buku.

4. Waktu yang digunakan untuk membaca jauh lebih singkat.

5. Membantu keperluan yang sifatnya praktis

Langkah-langkah merangkum adalah sebagai berikut.

1. Bacalah teks secara cermat terlebih dahulu sampai kamu dapat menangkap gagasan utama, kesan umum, sudut pandang, dan tema utama dari teks.

2. Catatlah bagian-bagian yang dianggap penting.

3. Tulislah informasi berdasarkan bagian-bagian yang kamu anggap penting tersebut.

4. Tulislah ulang intisari bacaan ke dalam bentuk kalimat tidak langsung, bergaya orang

ketiga (penceritaan). Gunakan bahasa sendiri, bukan bahasa teks/buku yang diambil secara utuh, menyeluruh, lengkap, sekalipun dalam bentuk penuturan yang singkat.

5. Tidak memasukkan pikiran, ilustrasi, atau contoh sendiri.

6. Tidak mengubah keseimbangan dan penekanan pengarang asli.

7. Menyusun draf atau kerangka untuk membuat intisari bacaan.
Susun draf menjadi bentuk rangkuman yang baik.

Share This :
Ari Kristianto