MASIGNCLEAN101

Pengertian Dan Contoh Laba Rugi

Pernyataan laba rugi suatu perusahan menyatakan keadaan penerimaan, biaya, dan laba rugi perusahaan dalam satu periode tertentu. Karena itu setelah mengetahui sisi biaya usaha, maka untuk menghitung laba rugi perlu mengetahui sisi penerimaan usaha. Penerimaan usaha pada dasarnya adalah segala manfaat finansial yang diterima perusahaan.

Penerimaan ini dapat berasal dari hasil kegiatan usaha utama perusahaan ataupun dari hasil sampingan. Penerimaan yang berasal dari hasil kegiatan utama perusahaan sering disebut penerimaan operasional. Sedangkan hasil sampingan sering disebut penerimaan non operasional.

Penerimaan operasional diperoleh perusahaan dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut jenisnya sangat beragam tergantung pada jenis usaha yang dilakukan. Penerimaan non operasional diantaranya dari penerimaan bunga bank atas simpanan uang di bank, penerimaan menyewakan alat atau kendaraan, subsidi pemerintah atau bonus. Penerimaan usaha yang wajar seharusnya sebagian besar berasal dari penerimaan operasional. Dalam studi kelayakan usaha perlu juga dikaji keadaan laba rugi perusahaan dalam beberapa tahun.
Laporan Laba/Rugi perusahaan adalah suatu laporan yang menunjukkan tentang pendapatan, biaya dan laba/rugi suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan perhitungan laba/rugi perlu disusun secarta sistematis dan logis. Di dalam menyusun laba/rugi perusahaan dasarnya adalah :
1. Bagian pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh perusahaan. Dalam hal ini dapat dilihat dari harga pokok barang/jasa yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya usaha yang terdiri dari biaya penjualan, biaya administrasi, dan biaya umum.
3. Bagian ketiga adalah hasil lain-lain dan beban lainnya yang tidak berasal dari usaha pokok perusahaan. Misalnya biaya bunga, pendapatan sewa dan lain sebaginya.
4. bagian keempat menunjukkan laba / rugi insidentil, sehingga akan diperoleh laba/rugi bersih sebelum pajak penghasilan. Misalnya laba penjualan aktiva tetap, surat berharga dan lain-lain.
a. Bentuk laporan Laba / Rugi
Bentuk laporan Laba / Rugi perusahaan pada umumnya menggunakan:

1. Bentuk Single Step
CV. KARYA DARMA
Laporan Perhitungan Laba-Rugi
Untuk Tahun 2013

Penghasilan dari usaha pokok Rp xxxx
Penghasilan non operating Rp xxxx
Penghasilan insidentil Rp xxxx
Total Penghasilan Rp xxxx
Harga pokok barang yang dijual Rp xxxx
Biaya operasional Rp xxxx
Biaya non operasional Rp xxxx
Kerugian insidentil Rp xxxx (+)
Total Biaya Rp xxxx (-)
Laba bersih sebelum PPh Rp xxxx
Pajak Penghasilan Rp xxxx (-)
Laba bersih setelah Pajak Penghasilan Rp xxxx
2. Bentuk Multiple Step
CV. KARYA DHARMA
Laporan Perhitungan Laba-Rugi
Untuk Tahun 2013
Penjualan Rp xxxx
Harga pokok penjualan Rp xxxx
Laba kotor Rp xxxx
Biaya-biaya Usaha :
- Biaya Penjualan Rp xxxx
- Biaya administrasi dan umum Rp xxxx (+)
Rp xxxx (-)
Laba Usaha Rp xxxx
Penghasilan dan Beban Lain :
-Penghasilan lain Rp xxxx
- Beban lain Rp xxxx (+)
Rp xxxx +/-
Jumlah Rp xxxx
Laba / Rugi Insidentil Rp xxxx +/-
Laba bersih sebelum PPh Rp xxxx
Pajak Penghasilan Tahun 2003 Rp xxxx (-)
Laba bersih setelah PPh Rp xxxx
Laporan Perubahan Modal/Laporan Laba Yang Ditahan
Laporan laba yang ditahan adalah merupakan salah satu dari laporan perubahan posisi keuangan yang berasal dari kegiatan usaha suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menyusun laba yang ditahan menyangkut Laba/Rugi Insidentil. Laba/Rugi, pencatatannya dapat dilakukan, sebagai berikut :
1. Bentuk Clean Surplus Principle
CV. KARYA DHARMA
Laporan Laba Yang Ditahan Tahun 2013
Laba ditahan, 3 Desember 2012 Rp xxxx
Laba bersih tahun 2012 Rp xxxx
Deviden Saham Rp xxxx
Deviden tunai Rp xxxx
Deviden dibagikan ( Rp xxxx )
Sisa laba sesudah dibagikan deviden Rp xxxx
Laba ditahan, 3 Desember 2012 Rp xxxx
2. Bentuk Non Clean Surplus Principle
CV. KARYA DHARMA
Laporan Laba Yang Ditahan Tahun 2013
Saldo ditahan, 3 Desember 2012 Rp xxxx
Net Income tahun 2013 Rp xxxx
Laba dari penjualan mesin Rp xxxx
Koreksi Cadangan Penyusutan Rp xxxx (+)
Rp xxxx (+)
Laba ditahan setelah dikoreksi Rp xxxx
Deviden Rp xxxx
Rugi karena kebakaran Rp xxxx
Rugi karena penjualan efek Rp xxxx (+)
Rp xxxx (-)
Saldo ditahan, 3 Desember 2012 Rp xxxx

Share This :
Ari Kristianto