MASIGNCLEAN101

Pengertian Keadaan Dan Kepadatan Penduduk Asia Tenggara

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
  • Orang yang tinggal di daerah tersebut
  • Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.
Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan kenaikan logistik penduduk. 

Keadaan penduduk di Kawasan Asia Tenggara dapat kita lihat dari beberapa aspek/segi. Misalnya ras atau suku bangsanya, jumlah penduduknya, mata pencahariannya dan persebarannya. 

Penduduk di kawasan asia tenggara
1. Suku Bangsa di Kawasan Asia Tenggara
Menurut A. L Kroeber, suku bangsa yang tinggal di kawasan Asia Tenggara merupakan keturunan dari dua ras, yaitu sebagai berikut.
a. Ras Negroid yang menempati Semenanjung Melayu dan wilayah Negara Filipina.
b. Ras Mongoloid, yang menempati Kepulauan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Ras Mongoloid yang ada di Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Proto Melayu (Melayu Tua), yang menurunkan suku Batak, Dayak, dan Toraja;
2) Deutro Melayu (Melayu Muda), yang menurunkan suku Bali, Jawa, dan Minangkabau. 

Adapun suku-suku yang jumlahnya besar di Asia Tenggara antara lain sebagai berikut.
a) Suku bangsa Lao Yao dan Thai di Laos dan Thailand.
b) Suku bangsa Semang dan Sakai di Malaysia.
c) Suku bangsa Khmer di Kamboja.
d) Suku bangsa Man, Tho, Muong ,dan Vietnam di Vietnam.
e) Suku bangsa Jawa, Sunda, Bali, Batak, dan Dayak di Indonesia.
f) Suku bangsa Cina, India, Melayu, dan Pakistan di Singapura. 

2. Jumlah Penduduk di Kawasan Asia Tenggara
Pada tahun 2003, jumlah penduduk di kawasan Asia Tenggara adalah 544 juta jiwa.
Dari data di atas terlihat bahwa Singapura merupakan negara terpadat penduduknya di Asia Tenggara, sementara pertumbuhan penduduknya paling rendah yakni hanya 0,7% (sama dengan Thailand). Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara.

3. Mata Pencaharian Penduduk di Kawasan Asia Tenggara
Sebagian besar penduduk di kawasan Asia Tenggara bermata pencaharian sebagai petani, kecuali Singapura. Sebagian besar penduduk Singapura bekerja dalam bidang industri dan perdagangan. Industri jasa keuangan dan perdagangan merupakan sektor andalan ekonomi Singapura.

4. Persebaran Penduduk di Kawasan Asia Tenggara
Sebagian besar (63 %) penduduk di kawasan Asia Tenggara tinggal di pedesaan, kecuali Singapura. Sebagian besar (95 %) penduduk Singapura tinggal di perkotaan, karena Singapura merupakan sebuah negara kota. Karena padatnya penduduk, sebagian besar (85 %) penduduk Singapura tinggal di rumah susun (apartemen). Di Malaysia, 57 % penduduknya tinggal di perkotaan. Di Brunei Darussalam 67 % penduduknya tinggal di perkotaan. Sementara di Timor Leste, 92 % penduduknya tinggal di pedesaan. 

B. kepadatan penduduk
Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi. Ciri-ciri kepadatan penduduk yang makin lama makin tinggi adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya jumlah pemukiman di daerah tersebut. 

Kepadatan penduduk secara umum dibagi menjadi empat macam, sebagai berikut:
1. Kepadatan Arithmatik
Kepadatan arithmatik adalah jumlah penduduk rata-rata per kilometer persegi daerah tanpa memperhitungkan kualitas daerah maupun kualitas penduduk. Jenis kepadatan ini merupakan kepadatan tradisional, paling mudah perhitungannya.
2. Kepadatan Fisiologis
Kepadatan fisiologis adalah jumlah penduduk setiap kesatuan wilayah luas dari tanah produktif suatu daerah. Yang dimaksud tanah produktif dalam hal ini adalah tanah yang digarap.
3. Kepadatan Agraris
Kepadatan agraris adalah jumlah penduduk yang bertani dari setiap kesatuan tanah yang dikerjakan untuk pertanian.
4. Kepadatan Ekonomis
Kepadatan ekonomis adalah jumlah penduduk yang dapat dijamin penghidupannya oleh tiap kesatuan wilayah tanah (kesatuan luas tanah). Perhitungan ini tidak hanya tergantung dari sektor pertanian tapi juga sektor industri dan perdagangan.

Kepadatan jenis ini dipengaruhi oleh:
a. Kesuburan tanah,
b. Tingkat intensitas dalam bertani,
c. Jarak dengan kota-kota industri makmur,
d. Tingkat kebutuhan rohani penduduk, seperti hiburan dll.

Berdasarkan kepadatan penduduknya, tiap-tiap daerah dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
1) Kelebihan Penduduk (over population)
Kelebihan penduduk adalah keadaan daerah tertentu selama waktu yang terbatas, dimana bahan-bahan keperluan hidup tidak mencukupi kebutuhan daerah tersebut secara layak. Daerah yang mengalami kelebihan penduduk biasanya akan mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk (pangan, sandang dan tempat tinggal).
2) Kekurangan Penduduk (under population)
Kekurangan penduduk adalah keadaan suatu daerah tertentu, dimana keadaan jumlah penduduk sudah sedemikian kecilnya, sehingga sumber alam yang ada hanya sebagian yang mampu untuk dimanfaatkan.
3) Penduduk Optimum (optimum population)
Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang sebaik-baiknya berdasarkan daerah tertentu. Penduduk dapat berproduksi maksimum perkapita berdasarkan sumber alam yang tersedia dan teknologi yang berkembang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk adalah:
1. Faktor lingkungan yang menguntungkan, seperti kesuburan tanah, iklim.
2. Faktor historis, pusat-pusat kegiatan penduduk pada jaman dulu.
3. Faktor sosio-kultural, kebudayaan atau adat istiadat daerah. 

Kepadatan penduduk di Indonesia lebih terkonsentrasi tinggi di daerah Pulau Jawa. Ada beberapa asumsi penyebab kepadatan tersebut yaitu :
a. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,
b. Banyaknya migrasi nasional dari pulau lain ke Pulau Jawa, yang umumnya bertujuan untuk mencari penghidupan yang lebih baik.
c. Kesadaran untuk ber-transmigrasi masih rendah,
d. Tinjauan historis, kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu (yang memiliki kejayaan besar) ada di Pulau Jawa, sehingga pusat kegiatan penduduk ada di daerah tersebut. 

Dari tingkat kepadatan penduduk kita dapat mengetahui perkembangan penduduk dan gejala-gejala sosial-ekonomi di setiap daerah.
Dampak dari kepadatan penduduk, di daerah Jawa dan Bali, adalah:
a. Luas tanah pertanian menyempit, sehingga produksi pangan menurun.
b. Kelebihan tenaga kerja menimbulkan peningkatan jumlah pengangguran.
c. Fasilitas kehidupan yang ada tidak mampu menampung jumlah penduduk yang semakin banyak, sehingga kualitas penduduk menurun. Sedangkan di daerah yang ditinggalkan penduduk dan menjadi jarang jumlah penduduknya, seperti daerah Papua, Kalimantan dan Sulawesi, akan berakibat:

a. Luasan lahan yang besar tidak bisa diolah karena kekurangan jumlah tenaga kerja sehingga tidak dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
b. Banyak sumber alam yang belum dimanfaatkan.
Share This :
Ari Kristianto